Pertanyaan"man rabbuka" bukanlah untuk menguji apakah seseorang meyakini tauhid rububiyyah ataukah tidak. Karena rububiyyah Allah Ta'ala itu sudah menjadi fitrah manusia, bahkan orang-orang kafir musyrik sekalipun. Jika pertanyaan tersebut untuk menguji keimanaan terhadap tauhid rububiyyah, tentu kaum musyrikin akan mampu menjawabnya. BeliBuku Agama Dalam Kehidupan Manusia Aqidah Dasar Pokok Ajaran Jilid 1B Terbaru August 2022. ️ 15 hari retur Tauhiduluhiyah ini pula yang menjadi tujuan diciptakannya jin dan manusia. Tauhid uluhyah pula yang menjadi misi utama dakwah para rasul dan muatan pokok kitab-kitab suci. [8] Bagaimana dengan tauhid rububiyah? Jawab: Tauhid rububiyah adalah suatu perkara yang secara fitrah telah diakui oleh manusia dan dibenarkan oleh akal sehat mereka. DefinisiTauhid. Kata "tauhid" di dalam bahasa Arab merupakan bentuk masdar dari kata kerja wahhada-yuwahhidu-tawhidan, yang arti harfiyahnya: menyatukan, mengesakan, atau mengakui bahwa sesuatu itu satu.Dengan demikian, secara bahasa, tauhidullah berarti menyatukan Allah, mengesakan Allah atau mengakui bahwa Allah itu satu. Sedangkan secara istilah, tauhidullah bermakna mengesakan Allah Macammacam tauhid ini adalah: Tauhid Rububiyah, Tauhid Asma' dan Sifat, Mulkiyah dan Tauhid Uluhiyah. 1. Tauhid Rububiyah: Yaitu menyatakan bahwa tidak ada Tuhan Penguasa seluruh alam kecuali Allah yang menciptakan mereka dan memberinya rizki. Tauhid macam ini juga telah dinyatakan oleh orang-orang musyrik pada masa-masa pertama dahulu. CffOP. Oleh Muhammad Farid Wajdi BLOGGURU – Apa itu Tauhid Rububiyah? Apa itu Tauhid Uluhiyah? Memahaminya adalah pelajaran dasar yang harus dipahami oleh Umat Islam. Di Pondok Pesantren, materi tentang ini dipelajari dalam Mapel Al-Qur’an-Hadits Semester 1 Kelas VII SMP/MTs. Tauhid adalah fondasi ajaran Islam yang paling mendasar. Mengesakan Allah SWT dan beribadah hanya kepada-Nya merupakan akidah asasi bagi setiap muslim. Tauhid menjadi pengikat hati dan pikiran hamba kepada Allah SWT, sekaligus sebagai dasar orientasi hamba dalam beribadah, beramal dan bermuamalah. Tauhid Rububiyah Secara bahasa, Tauhid Rububiyah merupakan bentukan dari dua kata, yaitu Tauhid dan Rububiyah. Tauhid berasal dari Bahasa Arab, “Tauhidan”, “Yuwahhidu”, dan “Wahhada” yang berarti mengesakan. Menurut istilah, Tauhid Rububiyah berarti mengesakan Allah, mengimani bahwa Allah SWT itu Maha Esa; tiada Tuhan selain-Nya; tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah tidak diduakan dan tidak pula memiliki mitra setara dengan-Nya. Allah itu tidak melahirkan atau tidak mempunyai istri; dan tidak pula dilahirkan atau mempunyai ayah. Allah itu benar-benar unik, tidak ada yang sesuatu pun yang setara dengan-Nya, sebagaimana telah disebutkan dalam Qs. Al-Ikhlas 1-4 Tauhid juga mengandung arti Menyatukan, bahwa setiap muslim harus menyatukan hati dan pikirannya dalam beribadah hanya kepada-Nya, karena menyadari dan memahami sepenuh hati bahwa tujuan hidup yang ditetapkan-Nya adalah beribadah, menyembah, dan mendedikasikan dirinya kepada-Nya, bukan kepada makhluk, sebagaimana telah disebutkan dalam Qs. Al-Dzariyat/51 56. Menyatukan, disini juga berarti menyatukan orientasi kehidupan, dengan meniati segala aktivitas hidup setiap muslim secara ikhlas semata-mata karena mengharap ridha Allah SWT, sebagaimana telah disebutkan dalam Qs. Al-An’am/6 162-163. Tauhid Uluhiyah Menurut bahasa, kata “Uluhiyyah” berarti sembahan, persembahan. Secara istilah, dapat dimaknai Tauhid Uluhiyyah sebagai kepercayaan bahwa hanya Allah sembahan yang benar Tuhan yang pantas disembah. Dengan demikian, Tauhid Uluhiyyah adalah mengesakan dzat Allah SwT melalui sikap dan perbuatan hamba dengan hanya beribadah kepada-Nya, karena yang paling berhak diibadahi, dimintai pertolongan adalah Allah yang Maha Esa. Implikasi dari tauhid mengesakan dan menyatukan adalah bahwa ibadah mukmin harus disatukan niat dan tujuannya murni ikhlas karena Allah, bukan karena mengharap pujian dari makhluk, dan bukan pula karena pencitraan riya’. Jika tauhid rububiyyah berkaitan dengan pengesaan Allah dari segi perbuatan dan sifat-Nya, maka tauhid uluhiyyah berkaitan langsung dengan pengesaan dan penghambaan Dzat Allah yang tidak berbilang, Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan tidak ada pula yang menyamai-Nya. Tauhid uluhiyyah yang murni menjadi syarat pengampunan dosa-dosa hamba. Artinya, sebesar apa pun dosa hamba, selama tidak menyekutukan Allah syirik, peluang untuk memperoleh ampunan dari Allah SwT sangat terbuka. Sebaliknya, orang yang melakukan syirik, dosanya tidak akan diampuni oleh-Nya, karena syirik merupakan dosa terbesar yang berkaitan “perselingkuhan teologis” terhadap dzat-Nya secara langsung. Jadi, keimanan dan keyakinan terhadap keesaan Allah, baik dari dzat, perbuatan dan sifat-Nya, merupakan pangkal segala kebaikan sekaligus merupakan kunci pembuka surga. Nabi saw bersabda “Barangsiapa yang akhir perkataannya la ilaha illa Allah, maka dia akan masuk surga” HR Muslim. * Muhammad Farid Wajdi, Guru Al-Qur’an-Hadits pada SMP/MTs Ponpes Modern Putri IMMIM Minasatene-Pangkep. Jakarta Apa itu tauhid perlu dipahami oleh setiap Muslim. Pasalnya, hal ini berkaitan dengan sifat keesaan Allah SWT, yaitu mengimani bahwa Allah SWT itu satu dan merupakan Dzat yang memiliki segala kesempurnaan, tidak ada satu pun yang bisa menggantikannya. Tauhid merupakan akidah bawaan manusia, di mana Allah SWT telah menciptakan manusia memiliki fitrah beriman kepada-Nya dan mentauhidkan-Nya. Tidak ada yang berhak disembah selain Allah SWT, dan tiada Tuhan selain Allah SWT. Apa itu tauhid dipelajari sebagai ilmu akidah. Hal ini bertujuan untuk membuka wawasan umat Muslim tentang cara meningkatkan keimanan dalam beragama. Berikut rangkum dari berbagai sumber, Rabu 10/11/2021 tentang apa itu Tauhid menurut cendikiawan muslim ini adalah mengakui keesaann-Nya dengan mempelajari sifat-sifat Allah yang wajib, mustahil, dan yang bolehIlustrasi salat, Muslim, Islam. Foto oleh Monstera dari PexelsApa itu tauhid sudah sepatutnya kita sebagai umat Islam pahami. Secara bahasa, tauhid berarti menyatukan, menjadikan satu, atau menyifati dengan kesatuan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, apa itu tauhid dimaknai sebagai mengimani bahwa Allah SWT itu satu dan merupakan Dzat yang memiliki segala kesempurnaan, tidak ada satu pun yang bisa menggantikannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, apa itu tauhid adalah keesaan Allah SWT. Apa itu tauhid juga dapahami sebagai sikap meyakini bahwa Allah SWT Maha Suci, yang tidak memiliki kekurangan sedikit pun, seperti yang dimiliki oleh makhluk hidup ciptaannya. Apa itu tauhid juga berarti meyakini kebenaran seluruh ajaran Allah SWT yang diturunkan dan disebarkan oleh para Rasul-Nya. Di samping itu, orang yang mampu menerapkan apa itu tauhid dengan baik dalam kehidupan, maka akan menjadi individu yang ikhlas dalam menerima setiap ketentuan Allah SWT. Dalam ajaran Islam, apa itu tauhid berkaitan dengan sifat keesaan Allah SWT, bahwa Allah itu satu. Setiap Muslim mempercayai bahwa tiada Tuhan selain Allah, Sang Pencipta semesta alam dan segala isinya yang memiliki semua sifat kesempurnaan. Selain meyakini sifat keesaan dan kesempurnaan Allah, orang yang mempelajari dan menerapkan apa itu tauhid juga meyakini kebenaran setiap ajaran Rasul. Bahwa Rasul merupakan manusia utusan Allah SWT yang diberikan pengetahuan dan pelajaran agar dapat disebarluaskan kepada seluruh umat. Dengan begitu, meyakini kebenaran pengetahuan yang diajarkan Rasul, berarti sudah meyakini keberadaan Allah SWT dan ajaran yang berasal dari-Nya. Ilmu tauhid juga disebut sebagai ilmu ushul dasar agama atau ilmu akidah. Artinya, ilmu ini menjadi bekal pedoman bagi seluruh umat Islam dalam melakukan kewajibannya sebagai umat TauhidIlustrasi Muslimah Credit ibnu Taimiyah, apa itu tauhid dijabarkan menjadi 3 bagian, yaitu Rububiyah, Uluhiyah, dan Asma wa sifat. Berikut penjelasannya Rububiyah Beriman bahwa hanya Allah satu-satunya Rabb yang memiliki, merencanakan, menciptakan, mengatur, memelihara, memberi rezeki, memberikan manfaat, menolak mudharat serta menjaga seluruh Alam Semesta. Sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an yang berbunyi “Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.” Az-Zumar 3962. Hal yang seperti ini diakui oleh seluruh manusia, tidak ada seorang pun yang mengingkarinya. Namun pengakuan seseorang terhadap Rububiyah ini tidaklah menjadikan seseorang beragama Islam, karena sesungguhnya orang-orang musyrikin Quraisy yang diperangi rasulullah mengakui dan meyakini jenis tauhid ini. Sebagaimana firman Allah, “Katakanlah Siapakah Yang memiliki langit yang tujuh dan Yang memiliki Arsy yang besar?’ Mereka akan menjawab Kepunyaan Allah.’ Katakanlah Maka apakah kamu tidak bertakwa?’ Katakanlah Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari -Nya, jika kamu mengetahui?’ Mereka akan menjawab Kepunyaan Allah.’ Katakanlah Maka dari jalan manakah kamu ditipu?'” Al-Mu’minun 86-89 Uluhiyah Uluhiyah dapat diartikan sebagai mentauhidkan atau mengesakan Allah dari segala bentuk peribadahan baik yang dzohir terlihat maupun batin. Itu artinya kamu beriman bahwa hanya Allah SWT semata yang berhak disembah, tidak ada sekutu bagi-Nya. “Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia yang Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana.” 'Al 'Imran 318 Beriman terhadap uluhiyah Allah merupakan konsekuensi dari keimanan terhadap rububiyah-Nya. Hal ini berarti mengesakan Allah SWT dalam segala macam ibadah yang kamu lakukan, seperti salat, doa, nazar, menyembelih, tawakkal, taubat, harap, cinta, takut ,dan berbagai macam ibadah lainnya. Di mana kamu harus memaksudkan tujuan dari semua ibadah tersebut hanya kepada Allah SWT semata. Tauhid inilah yang merupakan inti dakwah para rasul dan merupakan tauhid yang diingkari oleh kaum musyrikin Quraisy. Hal ini sebagaimana yang difirmankan Allah mengenai perkataan mereka itu “Mengapa ia menjadikan sesembahan-sesembahan itu Sesembahan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.” Shaad 385 Dalam ayat ini kaum musyrikin Quraisy mengingkari jika tujuan dari berbagai macam ibadah hanya ditujukan untuk Allah semata. Oleh karena pengingkaran inilah maka mereka dikafirkan oleh Allah dan rasul-Nya walaupun mereka mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya Pencipta alam semesta. Asma Wa Sifat Beriman bahwa Allah SWT memiliki nama dan sifat baik asmaul husna yang sesuai dengan keagungan-Nya yang telah Allah SWT tetapkan di Al-Qur’an dan As-sunah. Dalam bertauhid kepada asma wa sifat ini jangan dilakukan dengan adanya tahrif penyelewengan, ta'thil penolakan dan takyif penggambaran, dan tasybih penyerupaan. Umat Islam sendiri, mengenal 99 asma'ul husna yang merupakan nama sekaligus sifat Allah SWT yang wajib diimani. Imam Syafi’i meletakkan kaidah dasar ketika berbicara tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah sebagai berikut “Aku beriman kepada Allah dan apa-apa yang datang dari Allah dan sesuai dengan apa yang dimaukan oleh Allah. Aku beriman kepada Rasulullah dan apa-apa yang datang dari Rasulullah sesuai dengan apa yang dimaukan oleh Rasulullah.”Keutamaan Mempelajari TauhidMasjid sebagai tempat beribadah umat islam sumber PixabayDikatakan, bahwa mempelajari ilmu tauhid penting untuk memahami kedudukan makhluk hidup dan pengaruhnya pada dunia. Seperti memahami mukjizat para nabi, ajaran yang bijak dan bermakna dari para wali, serta kesenangan yang Allah berikan kepada umat yang auh dari-nya sebagai bentuk ujian atau cobaan. Sehingga melalui ilmu tauhid, dapat digunakan sebagai pedoman untuk membedakan hal yang termasuk aqidah dan mana yang bukan. Selain itu, keutamaan mempelajari dan menerapkan tauhid dalam kehidupan sehari-hari juga dapat menjauhkan diri dari kemusyrikan, mendudukkan soal wasilah, mendudukan soal khilafah atau politik dalam agama Islam. Dengan begitu, ilmu tauhid dapat menjadi pedoman bagi setiap umat muslim dalam menjalankan kehidupan agar terhindari dari pikiran buruk atau su’uzhan terhadap Allah SWT. * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. CATATAN KAJIAN WA INTERAKTIF TERBAIK 22 Rajab 1439 H/ 08 April 2018 M Tema Seri Belajar Tauhid Kaidah 1 Tauhid Rububiyah Disusun oleh Ummu Abdirrahman No. Grup AWWI 3 🔹 SESI PERTAMA 🔹 Ustadz Abu Salma memberi pertanyaan, kemudian salah satu peserta menjawab setelah dipersilakan oleh Admin 1⃣. Apa saja 4 kewajiban seorang muslim sehingga ia bisa selamat di dunia dan akhirat? ✉ Dijawab oleh Ummu Fian ✅ Kewajiban berilmu, beramal, berdakwah, dan bersabar. 2⃣. Kenapa manusia harus belajar dan menuntut ilmu? ✉ Dijawab oleh Ummu Ruqayyah ✅ Karena manusia pada asalnya adalah bodoh jahil. Sehingga kita wajib menuntut ilmu agar tidak tersesat, dan menuntut ilmu adalah salah satu jalan menuju surga begitupula kunci sukses kebahagiaan dunia dan akhirat. 3⃣. Kenapa manusia harus mengamalkan ilmunya? ✉ Dijawab oleh Viny Devita ✅ Karena ilmu tanpa amal akan sia-sia. Ilmu dan amal adalah satu kesatuan. Jika ilmu tanpa amal maka ilmu tersebut tidak akan bermanfaat, begitu juga amal tanpa ilmu maka akan sesat. Seperti halnya ibadah yang tanpa ilmu/dalil maka akan tertolak amalannya. 4⃣. Kenapa manusia harus mendakwahkan ilmunya? ✉ Dijawab oleh Ummu Atha ✅ Karena bila tidak mendakwahkan ilmunya diancam seperti menyembunyikan kebenaran dan tidaklah berguna ilmu tersebut. Selain itu juga dapat menambahkan pahala dan kelak ilmu bisa menjadi saksi kita di hari kiamat. ➕ Tambahan oleh Putri ✅ Seseorang yg tidak mau mendakwahkan ilmunya berarti menyembunyikan kebenaran dan ilmunya tidak akan berguna baginya. Ilmu yg kita dakwahkan dapat menjadi pahala jariyah untuk kita, apabila kita tidak mau mendakwahkan itu artinya kita tidak menjalankan salah satu kunci untuk selamat di dunia dan akhirat. 5⃣. Kenapa manusia harus bersabar di dalam belajar, beramal dan berdakwah? ✉ Dijawab oleh Farida ✅ Karena sabar adalah kunci dari keberhasilan. ➕ Tambahan oleh Ummu Aqilah ✅ Karena dengan kesabaran, Allah senantiasa menolong apa yang kita lakukan terlebih lagi untuk menuntut ilmu, beramal, dan berdakwah. Teringat perkataan ulama bahwa dalam menuntut ilmu dibutuhkan kesabaran karena tanpa adanya kesabaran maka itu sia-sia. 6⃣. Apa dalil 4 kunci keselamatan di atas? ✉ Dijawab oleh Ummu Raghi ✅ Surah Al-’Ashr. 7⃣. Mana yang lebih didahulukan, ILMU atau IMAN? Apa alasannya? ✉ Dijawab oleh Salmaa ✅ Ilmu. Karena keimanan itu harus didasari oleh ilmu, jadi harus ilmu dulu sebelum iman, dengan ilmu maka terbentuklah keimanan yg sempurna. Iman tanpa ilmu akan terbentuk menjadi keimanan yang keliru, dan bahkan bisa menyebabkan “taqlid”, mengikuti nenek moyang. 8⃣. Apa Tauhid itu, secara bahasa dan istilah? ✉ Dijawab oleh Siti Chaeriyah ✅ TAUHID Arab توحيد Tauhid secara bahasa merupakan bentuk masdar dari fi’il “wahhada-yuwahhidu” dengan huruf ha’ di-tasydid, yang artinya menjadikan sesuatu satu saja. Yaitu menafikan segala sesuatu selain sesuatu yang kita jadikan satu saja, kemudian baru menetapkannya. Secara istilah syar’i, makna tauhid adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya. 9⃣. Ada berapa macam pembagian tauhid? Sebutkan! ✉ Dijawab oleh Annisa ✅ Pembagian Pertama 1. Tauhid Rububiyyah 2. Tauhid Uluhiyyah 3. Tauhid Asmâ’ wash-Shifat ➕ Tambahan oleh Nurul ✅ Pembagian Kedua 1. Tauhid al-Ma’rifah wal-Itsbât 2. Tauhid al-Qashd wath-Thalab 1⃣0⃣. Dengan cara apa ulama bisa membagi tauhid? ✉ Dijawab oleh Elankh ✅ Dari atau dengan berdasarkan “istiqraa wa tatabbu’” atau penelitian dan observasi terhadap ayat-ayat Alquran dan hadits oleh para ulama. 1⃣1⃣. Apa itu Tauhid Rububiyah? ✉ Dijawab oleh Yati Badriyati ✅ Tauhid Rububiyah adalah mengesakan Allah dalam hal perbuatan Allah sebagai Sang Pencipta. Yang mencipta dan memelihara segala sesuatu. Pemberi rezeki, Yang menghidupkan dan mematikan, Yang mengatur rotasi pagi, siang, dst, dan Yang Maha memuliakan. 1⃣2⃣. Apa dalilnya Allah itu SANG PENCIPTA? ✉ Dijawab oleh Ummu Atha ✅ Surah Az-Zumar ayat 62 1⃣3⃣. Apa dalilnya Allah itu Yang memberi rezeki? ✉ Dijawab oleh Siti Chaeriyah ✅ Surah Fathir ayat 3 1⃣4⃣. Apa dalilnya Allah itu Penguasa alam semesta? ✉ Dijawab oleh Ummu Atha ✅ Surah Al-Fâtihah ayat 2 1⃣5⃣. Apa dalilnya Allah itu yang menghidupkan dan yang mematikan? ✉ Dijawab oleh Ummu ’Izzah ✅ Surah Al-Baqarah ayat 258 1⃣6⃣. Apa dalilnya Allah itu Yang mengatur rotasi waktu siang dan malam? ✉ Dijawab oleh Farhana ✅ Surah Ali ’Imran ayat 27 1⃣7⃣. Apakah tauhid Rububiyah itu cukup memasukkan seseorang masuk ke dalam Islam? Apa dalilnya? ✉ Dijawab oleh Siti Chaeriyah & Ummu Hilal ✅ Tidak, dalilnya surah Al-Mu’minun ayat 86-89 〰〰〰 1⃣8⃣. Apa bedanya orang dan semut titipan pertanyaannya Salma? 💡 Dijawab oleh Farhana ☑ Kalau orang bisa kesemutan tapi kalau semut ga bisa keorangan. ✉ Dijawab oleh Ummu Habibah ✅ Semut tidak dikenai beban taklif, manusia dikenai beban taklif. 🔹 SESI PERTAMA SELESAI 🔹 ◾🔸 SESI KEDUA 🔸◾ Peserta bertanya kepada Ustadz Abu Salma, kemudian ustadz menjawab dengan rekaman suara, yang kami salin ke dalam bentuk tulisan 1⃣. Pertanyaan dari Ummu Atha Assalamu’alaykum, ustadz. Apakah “agama kepercayaan” bisa juga termasuk tauhid rububiyyah? Karena ana belum paham hakekat orang tsb percaya terhadap apa. ✉ Jawaban ✉ Mungkin maksud penanya adalah, “Apakah agama kepercayaan termasuk syirik dalam rububiyyah?” Maksudnya melakukan kesyirikan dalam rububiyyah Allah. Untuk menjawab hal ini, pertama, kita harus mengetahui dulu, yang dimaksud dengan “agama kepercayaan” itu apa? Karena “agama” dan “kepercayaan” adalah hal yg berbeda. Biasanya, kalau kita bicara tentang keadaan yg ada di Indonesia, “agama” itu ada nabi dan kitab sucinya, tapi kalau “kepercayaan” tidak seperti itu. Kepercayaan biasanya berangkat muncul dari budaya, kearifan lokal, atau yg seperti itu. Dan seringkali kepercayaan berangkat dari keyakinan animisme-dinamisme. Biasanya mereka para penganut animisme-dinamisme terlalu mengagungkan para nenek moyang. Atau leluhur-leluhur mereka yg sudah meninggal dunia sebagian mereka mengagungkannya nenek moyang. Yang pasti, orang-orang yg meyakini kepercayaan animisme-dinamisme ini bukan beragama Islam. Otomatis mereka kafir. Adapun jika mereka menyimpang dalam Rububiyah, jika mereka tidak meyakini bahwa Allah satu-satunya Yang menciptakan alam semesta, satu-satunya Yang menghidupkan dan mematikan, namun mereka meyakini misalnya ada campur tangan dari tuhan-tuhan yang lain, atau mereka menyembah leluhur-leluhur mereka, maka mereka sudah melakukan “ilhâd”, yaitu penyimpangan terhadap tauhid rububiyyah. Mereka menyekutukan Allah dalam rububiyyah-Nya. Tentu ini seperti kaum yang meyakini adanya tuhan-tuhan lain, mereka memiliki keyakinan bahwa tuhan yang menciptakan atau mengatur alam semesta ini banyak atau berbilang, dan tiap tuhan memiliki tugas/wewenang masing-masing. Dan tentunya kesyirikan dalam rububiyyah Allah adalah suatu kesesatan yang sudah nyata. Orang yg meyakini rububiyyah Allah saja tidak dianggap masuk ke dalam Islam, apalagi orang yg tidak mengimani atau tidak menauhidkan Allah dalam rububiyyah-Nya. Maka tentunya lebih keras lagi kufurnya. Wallâhu ta’âlâ a’lam bish-shawâb. 2⃣. Pertanyaan dari Dina M. Assalamu’alaikum, ustadz. Ada berapa tingkatan ilmu tauhid? Dan berapa lama kita dapat mempelajari semua itu? ✉ Jawaban ✉ Ilmu tauhid ada jenis/macamnya. Yaitu tauhid rububiyyah, uluhiyyah, dan tauhid asmâ’ wash-shifât. Atau juga sebagaimana yg dijelaskan oleh sebagian ulama bahwa tauhid itu ada dua, yaitu “Tauhid al-Ma’rifah wal-Itsbât” dan “Tauhid al-Qashd wath-Thalab”. Inilah yg disebutkan oleh para ulama. Adapun tingkatan atau “marhalah” ilmu tauhid, maka saya belum pernah mendapati ada marhalah ilmu tauhid. Melainkan tingkatan-tingkatan ilmu tauhid ini biasanya berangkat dari 2 sekte kalau bukan sekte Shûfiyyah sufi yang membagi tingkatan-tingkatan tauhid menjadi ilmu syarî’ah, kemudian ilmu ma’rifah, kemudian ilmu hakikat, maka ini semua tidak ada dalilnya; Dan juga ada sebagian lain yaitu sekte Asy’ariyyah, yg membagi tingkatan tauhid menjadi tauhid di dalam Dzat Allah, dalam sifat Allah, dalam af’âl perbuatan-perbuatan Allah, tauhid dalam ibadah, ini juga —wallâhu ta’âlâ a’lam bish-shawâb— saya belum pernah tahu ada dalilnya. Karena nantinya, seperti tauhid tentang Dzat Allah, mereka sebut Allah adalah “wujûd” yaitu eksis/ada, kemudian Allah itu “ghaniyy” yaitu absolut. Dan ini adalah suatu penyandaran kepada Allah seperti misalnya Allah bersifat absolut, atau yg semisalnya yg berangkat dari pemahaman Mathrûdiyyah, yaitu salah satu sekte yg lebih mengedepankan akal seperti sekte Mu’tazilah. Yang demikian ini, setahu saya, tidak ada dalil yg mendukung pembagian tingkatan-tingkatan tsb. Namun memang, dalam Islam ada tingkatan-tingkatannya. Yaitu seorang muslim orang yg beragama Islam, kemudian yg lebih tinggi lagi ada mukmin orang yg beriman, dan muhsin orang yg ihsan. Ini memang ada dalilnya dalam hadits. Lalu kemudian, “Berapa lama kita mempelajari semua itu yakni ilmu tauhid?” Ilmu tauhid itu kita pelajari mulai sejak kita bisa membaca juga menghafal, dan memahami, hingga kita meninggal dunia. Dan dalam mempelajari ilmu tauhid ini tidak ada hentinya, apalagi dalam mengamalkannya. Jadi tidak ada batasan berapa lama kita mempelajari semua itu. Kita tetap diperintahkan untuk belajar dan senantiasa belajar, hanya mungkin kalau kita ingin mengetahui masalah konsep dasar dari ilmu tauhid yg paling utama, mungkin dalam waktu beberapa pekan sudah selesai membahas garis-garis besarnya saja. Tapi untuk mempelajari perincian, dalil, “istinbâth” penarikan kesimpulan, dan “istidlâl” pengambilan dalil, maka itu semua butuh waktu panjang. Wallâhu ta’âlâ a’lam bish-shawâb. 3⃣. Pertanyaan dari Ummu Habibah Assalamu’alaykum warahmatullah. Apakah rincian penjelasan tauhid hanya 3 itu saja, apabila ada perbedaan istilah dan pembagiannya tidak 3 dan tetap substansinya sama, apakah diperbolehkan? Jazakallahu khoyron. ✉ Jawaban ✉ Masalah pembagian tauhid menjadi dua atau tiga ini berdasarkan penelitian dari para ulama. Yaitu mereka melakukan penelitian yang ada di Alquran dan sunnah, maka mereka menetapkan bahwa tauhid itu ada dua atau tiga ini sudah saya jelaskan pada materi kajian. Dan ini intinya sama saja, baik menyatakan tauhid itu terbagi dua atau tiga sebagaimana disebutkan sebelumnya, ini sama. Adapun orang yg membagi-bagi tauhid lagi, misalnya ada tauhid “mulkiyah”, atau tauhid-tauhid lainnya, maka ketahuilah, misalnya orang yg menetapkan tauhid “mulkiyah” bahwasanya tidak ada hukum selain hukum Allah, tidak ada kekuasaan selain kekuasaan Allah, maka tauhid “mulkiyah” ini sudah terkandung dalam tauhid asmâ’ wash-shifât atau tauhid rububiyyah. Sehingga yg sudah terkandung dalam pembagian tauhid yg tiga, tidak perlu lagi dipisahkan pembagiannya untuk dikeluarkan lagi. Wallâhu ta’âlâ a’lam. 4⃣. Pertanyaan dari Ummu Fian Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bagaimana cara kami yang awam ini yang sudah paham ilmunya, sudah mengamalkan tapi belum mampu mendakwahkan/menyampaikan sebagaimana asâtidzah menjelaskan? Karena yang ana pahami dari penyampaian beberapa ulama, bahwa kita tidak diperbolehkan berdakwah jika bukan keahlian kita. Jazaakallah khairan, ustadz. ✉ Jawaban ✉ Pertanyaan ini cukup penting. Yg harus kita pahami, dakwah atau menyampaikan ilmu yg kita pahami, hukumnya adalah wajib. Harus. Tapi ketika kita memberitahukan ke orang lain, maka tidak mesti seperti penyampaian seorang ustadz, atau kiyai, atau ulama. Tidak. Misal kita melihat saudara/i kita masih suka musik, maka kewajiban kita menasihati, mendakwahkan dia dengan cara yg baik. Selama kita hidup, pasti kita menemukan saudara-saudara kita yg jatuh ke dalam kesalahan-kesalahan. Bahkan kita juga bisa terjatuh. Tapi bukan berarti kita mendiamkan kesalahan tsb karena kita merasa belum mampu untuk berdakwah. Kita wajib berdakwah dengan kemampuan yg kita miliki. Dan dakwah itu tidak harus dengan lisan. Karena dakwah bisa dilakukan dengan harta yaitu, bisa juga dengan contoh/perbuatan. Dan seringkali dakwah dengan menjadi tauladan ini lebih efektif. Misalnya ketika kita merasa susah untuk berdakwah pada orang tua dengan menjelaskan, tapi kita bisa berdakwah dengan semakin berbakti pada mereka, semakin lembut, dsb. Maka orang tua akan melihat perubahan kita menjadi lebih baik, dari situlah orang tua akan penasaran apa yg dipelajari anaknya. Maka dari situ kita mulai pelan-pelan sampaikan ilmunya. Memang sebelum berdakwah itu harus memiliki ilmu. Berdakwah tanpa ilmu itu diperingatkan oleh para ulama. Jangankan berdakwah, beramal tanpa ilmu saja bisa membawa pada kesesatan, namun amal tanpa ilmu kesesatannya hanya untuk diri kita saja, tetapi dakwah tanpa ilmu kesesatannya bisa sampai kepada orang lain. Oleh karena itu kewajiban kita adalah menuntut ilmu, tapi tidak menafikan apabila kita mampu menyampaikan dengan cara yg baik maka hendaknya kita sampaikan. Jangan sampai pula dengan alasan dakwah kita sibuk membuat status di media sosial mengkritisi ini dan itu. Hal ini kurang benar. Kita mengatasnamakan dakwah di media sosial, namun ini bukan dakwah tapi bisa jatuh pada menghujat ghibah, namimah, —wal ’iyâdzu billâh— ini adalah hal-hal yg harus dijauhi. Wallâhu ta’âlâ a’lam bish-shawâb. 5⃣. Pertanyaan dari Ummu Salma Assalamu’alaikum. Bisa minta dalil sifat qudrah Allah? ✉ Jawaban ✉ Qudrah Allah artinya kehendak Allah. Allah memiliki nama al-Qadîr Yang Maha berkehendak. Dalil tentang sifat qudrah Allah di dalam Alquran itu banyak sekali. Kalau kita cari, وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Dan yang semisalnya, kita dapati ada 40 lebih di dalam Alquran. Apabila itu memang ada dalilnya dalam Alquran dan sunnah, maka kita wajib menetapkannya. Wallâhu ta’âlâ a’lam bish-shawâb. 6⃣. Pertanyaan dari Ummu Thabrani Assalamualaykum. Afwan ustadz, mengenai ilmu harus didakwahkan. Ibu saya pernah ingin mengaji alquran makhraj dan tajwid kepada seorang guru. Tapi guru itu menolak dengan alasan ilmu ngajinya tidak boleh dishare kepada orang lain kecuali jika sudah terdaftar di madrasah yg sama dengan guru tersebut bernaung. Mohon penjelasannya apakah hal itu boleh saja atau termasuk menyembunyikan ilmu ustadz? Afwan ✉ Jawaban ✉ Ini tidak boleh, termasuk pelit dengan ilmu apalagi ilmu tajwid, bahkan termasuk menyembunyikan ilmu. Wallâhu ta’âlâ a’lam bish-shawâb. . 7⃣. Pertanyaan dari Ummu Hilal Assalamu’alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh. Ustadz, bagaimana bantahan untuk sebagian orang yang beranggapan bahwa membagi tauhid menjadi 3 itu tidak pernah ada bid’ah? ✉ Jawaban ✉ Orang yg mengatakan pembagian tauhid menjadi 3 itu bid’ah adalah orang yang TIDAK paham apa itu bid’ah. Seakan-akan dia juga menyatakan bid’ah bagi orang yg membagi-bagi kaidah bahasa Arab menjadi ada fi’il kata kerja, ism, dst, dan juga orang yg mempelajari ilmu hadits ada hadits shahih, ada yg dha’if, juga ilmu Ushul Fiqh. Ini semua secara terminologi tidak ada dalilnya yg secara khusus menyatakan adanya ilmu Ushul Fiqh, ilmu Hadits, dsb. Ini semua berdasarkan “istiqrâ’ wa tatabbu’”, yaitu penelitian terhadap dalil-dalil dari Alquran dan sunnah kemudian para ulama ber-istinbâth mengambil kesimpulan. Dan pembagian ini bukan untuk mengada-adakan sesuatu yg baru, tapi untuk memudahkan orang dalam memahami. Seandainya tidak dibagi juga tidak mengapa. Karena pada zaman Rasulullah pun, tidak ada pembagian dalam ilmu bahasa Arab, ada ism jamid, ism musytâq, dsb. Maka orang yg mengatakan ini bid’ah adalah orang yg tidak mengerti bid’ah, atau dia sendiri pelaku bid’ah. Sama seperti seorang Sufi dari Yordania, dia menulis buku bahwa “Pembagian tauhid menjadi tiga, itu berasal dari “aqidah tatslits” yaitu akidah trinitasnya orang Nasrani”. Dan ini adalah pemikiran yg super ngawur sekali, dan ini sudah dibantah oleh para ulama. Karena menurut sang penulis buku tsb, tuhan itu ada tiga, padahal itu adalah qiyâs kias yang fâsid rusak. Bahkan penetapan tauhid menjadi tiga ini adalah konsekuensi akidah kita yg meyakini Allah sebagai Pencipta, meyakini keesaan Allah dalam ibadah, meyakini sifat-sifat Allah yg disebut oleh Allah dalam Alquran. Wallâhu ta’âlâ a’lam bish-shawâb. 🔸 SESI KEDUA SELESAI 🔸 ◼ PENUTUP ◼ Untuk para muslimah… Ibu dari kaum laki-laki, dan ibu generasi selanjutnya… Isteri dari kaum laki-laki, yang tanpanya maka laki-laki itu lemah tidak bisa berbuat apa-apa… Ibu dari kaum laki-laki, sekolah pertama umat… Karena itu, keberadaan antunna semua di dalam dunia ilmu, supporting amal, peramai dakwah dan penyokong kesabaran adalah sangat besar… Jangan pernah berhenti belajar. Jangan pernah berhenti beramal. Jangan pernah berhenti mengajar. Jangan pernah berhenti bersabar. Nabi kita Muhammad, pendidik pertamanya adalah bundanya, Aminah, karena ayahnya meninggal dunia saat beliau masih di kandungan Ibnu Taimiyah, Imam Malik, dan banyak para ulama salaf senior, mereka semua dididik oleh tangan ibu-ibu mereka. Imam Malik kecil, dipakaikan baju oleh bundanya, lalu bundanya menyuruhkan datang ke majelis imam Rabi’ah, ketika ditanya sang ibunda berkata bahwa beliau menyuruh Malik belajar adab dengan cara melihat adabnya Imam Rabi’ah… “al-Adab qoblat tholab” beradab dulu sebelum belajar Nasehat saya adalah TETAP TERUS BELAJAR, dan BELAJARLAH SECARA TA’SHIL FUNDAMEN DULU DAN TAFSHIL TERPERINCI, serta secara TADARRUJ bertahap. Gunakan waktu yang ada untuk membaca buku atau artikel bermanfaat setidaknya 1 artikel dalam sehari dengarkan kajian setidaknya setengah jam mencatat faidah-faidah kajian yang ada, praktekkan dan amalkan semampunya ajarkan ke suami, anak, teman. SABAR terus sampai maut menjemput. Jangan sia-siakan hidayah dari Allah. Jangan jadikan nikmat ilmu dan hidayah sebagai sebab kita berlaku sombong dan arogan… Jadikan ilmu sebagai bagian dari waktu kita, dan jadikan ilmu di sela-sela waktu kita. Bandung, 22 Rajab 1439 H Brave Ummu Abdirrahman Soal 1 Apakah tauhid itu? Jawab Tauhid adalah perkara yang diwajibkan Allah terhadap manusia bahkan jin juga yaitu agar mereka menyembahNya, mengesakanNya dalam sifat uluhiyah dan rububiyahNya, mereka tidak boleh menyekutukan sesuatu denganNya, berdasarkan firman Allah ta’ala وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْأِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُون Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembahku Qs. Adz-Dzariyat 56 Soal 2 Apa Manfaat tauhid dan hasil yang akan diperoleh seseorang yang mengimplementasikannya dalam kehidupan ? Jawab Bebasnya jiwa dari perbudakan peribadatan kepada selain Allah, pensuciannya dengan sebab ketaatannya kepada Allah. Juga akan menjadikan akhlaknya menjadi mulia, dan anggota badannya terjaga kesuciannya disebabkan karena berpegang teguhnya terhadap rambu-rambu yang telah ditentukan oleh Allah ta’ala, memadamkan percikan bara kecemburuan dan kemurkakan yang dilakukannya secara ikhlash karena Allah dan dilakukannya secara jujur bersamaNya. Dirinya juga akan terdorong untuk memerangi musuh-musuhNya dalam cakupan maknya yang luas, Allah pun akan menolongnya sebagaimana Allah telah menetapkan hal tersebut atas diriNya sebagai ketetapan yang pasti, di mana hal tersebut sebagai bentuk pemuliaan dan karunia dariNya. Allah berfirman وَكَانَ حَقّاً عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِينَ Dan merupakan hak kami untuk menolong orang-orang yang beriman Qs. Ar-Ruum 47 Soal 3 Apa makna ubudiyah ? Jawab Ubudiyah memiliki dua cakupan makna, 1 Ubudiyah Kauniyah 2 ubudiyah Sya’r iyyah Soal 4 Apa yang dimaksud dengan ubudiyah kauniyah ? Jawab Ubudiyah kauniyah dilakuakn oleh seluruh makhluq baik yang beriman maupun yang tidak beriman, sampaipun Iblis yang terlaknat yang mengatkan رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ Wahai tuhanku, kalau begitu maka berilah penangguhan kepadaku samapai hari manusia dibangkitkan Qs. Al-Hijr 36 dan Shad 79 Dan Allah ta’ala berfirman أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى مَا خَلَقَ اللَّهُ مِنْ شَيْءٍ يَتَفَيَّأُ ظِلالُهُ عَنِ الْيَمِينِ وَالشَّمَائِلِ سُجَّداً لِلَّهِ وَهُمْ دَاخِرُونَ Dan Apakah mereka tidak memperhatikan segala sesuatu yang telah diciptakan Allah yang bayangannya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri dalam keadaan sujud kepada Allah, sedang mereka berendah diri? Qs. An-Nahl 48 Soal 5 Apa yang dimaksud dengan ubudiyah syar’iyyah Jawab Yang dimaksud ubudiyah syar’iyyah yaitu ubudiyah yang menjadi maksud dari diutusnya para rasul dan diturunkannya kitab, dan iblis mengakui bahwa dirinya tak kuasa untuk mempengaruhi orang yang melakukan ubudiyah tersebut secara ikhlash, dengan perkataannya إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka”. Qs. Al-Hijr 40 dan Shad 83 Soal 6 Siapakah hamba-hamba Allah yang ikhlas itu ? Jawab Mareka adalah orang-orang yang melaksanakan seluruh syariat Islam baik dengan ucapan lisan, perbuatan anggota badan, dan juga mendakwahkannya. Mereka adalah orang-orang yang memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari kemungkaran, saling berwasiat untuk melakukan kebenaran dan kesabaran, dan mereka adalah orang-orang yang menjaga batasan-batasan Allah. Penulis Amar Abdullah bin Syakir Sumber الأجوبة المفيدة لمهمات العقيدة al-Ajwibati al-Mufidati Li Mahammati al-Aqidati, 1/3, karya Syaikh Abdurrahman ad-Dausariy, Maktabah asy-Syamilah. Dialih bahasakan oleh Amar Abdullah bin Syakir Post Views 38,744 - Dalam ilmu tauhid, terdapat konsep tauhid rububiyah dan tauhid uluhiyah. Kendati sama-sama merupakan keyakinan mendasar pada Allah SWT, keduanya memiliki sejumlah perbedaan tertentu. Lantas, apa pengertian tauhid rububiyah dan uluhiyah dalam Islam? Secara definitif, tauhid rububiyah artinya keyakinan bahwa Allah SWT merupakan satu-satunya Zat Pencipta dan Pengatur alam semesta, sebagaimana dikutip dari buku Macam-macam Tauhid 2014 yang ditulis Abu Bakar Muhammad Zakaria. Agama-agama semit, yakni Islam, Kristen, dan Yahudi mengakui konsep tauhid rububiyah ini. Bagaimanapun juga, tidak ada Zat yang mampu mengatur alam raya, menciptakan makhluk, menghidupkan, mematikan, memberi manfaat, dan memberi marabahaya kecuali Allah SWT, menurut ketiga agama tersebut. Dalam bahasa Arab, rabb asal kata rububiyah artinya mengatur, mengurus, dan memiliki. Tauhid rububiyah bermakna bahwa hanya Allah SWT yang mampu mengatur dan mengurus semua makhluk-Nya. Dalil mengenai tauhid rububiyah tertera dalam Al-Quran surah Al-A'raf ayat 54 “Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Rabb semesta alam.” QS. Al-A’raf [7] 54.Akan tetapi, tauhid rububiyah saja tidak cukup. Ia harus disertai dengan tauhid uluhiyah. Sebab, mengakui bahwa Allah SWT sebagai Zat Maha Pencipta dan Pengurus semesta juga mesti diikuti dengan rasa tunduk dan patuh pada perintah-Nya. Berdasarkan hal itu, tauhid uluhiyah merupakan keyakinan bahwa hanya Allah SWT merupakan sesembahan yang benar. Tidak ada Zat yang layak disembah kecuali Allah SWT. Dengan demikian, manusia hanya patut beribadah dan menyembah kepada Allah juga Sifat Jaiz Allah Hanya Satu, Berikut Penjelasannya Ilmu Tauhidnya Apa Arti Syahadat Tauhid & Syahadat Rasul di Islam serta Maknanya? Pengertian tauhid uluhiyah adalah upaya mengesakan Allah dalam ibadah dan ketaatan. Tauhid uluhiyah berarti menyembah Allah dalam ibadah yang disyariatkan seperti salat, puasa, zakat, haji, nazar, berkurban, rasa takut, rasa harap, dan cinta. Maksudnya semua itu dilakukan karena umat Islam melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan-Nya sebagai bukti ketaatan dan semata-mata untuk mencari rida Allah. Dalil mengenai tauhid uluhiyah tertera dalam surah Al-Fatihah ayat 5 “Hanya kepada-Mu ya Allah kami menyembah dan hanya kepada-Mu ya Allah kami meminta," Al-Fatihah [1] 5. Perbedaan Tauhid Rububiyah dan Uluhiyah dalam Islam Berikut ini sejumlah perbedaan antara tauhid rububiyah dan tauhid uluhiyah dalam perkara akidah Perbedaan dalam perkara substansi akidahnyaTauhid uluhiyah berhubungan dengan segala sesuatu yang bersifat kauniyah alam semesta, mulai dari perkara penciptaan, memberi rizki, menghidupkan, mematikan, dan lain sebagainya. Sementara itu, tauhid uluhiyah berkaitan dengan perkara ibadah perintah dan larangan Allah. Hal-hal dalam tauhid uluhiyah berkisar pada perkara wajib, haram, makruh, dan lainnya. 2. Perbedaan status keimanan orang yang meyakininyaSeseorang bisa saja meyakini tauhid rububiyah, namun menyangkal tauhid uluhiyah. Sebagai misal, ada orang yang berikrar bahwa Allah adalah pencipta alam semesta orang Nasrani dan Yahudi, namun mereka tidak memeluk Islam. Berbeda halnya dengan tauhid uluhiyah, apabila ia meyakini tauhid uluhiyah sekaligus mengimani tauhid rububiyah, statusnya otomatis menjadi seorang muslim. Karena itu juga, tauhid uluhiyyah dikenal sebagai konsekuensi dari pengakuan seseorang terhadap tauhid Konsekuensi tauhid rububiyah dan uluhiyahOrang yang meyakini tauhid rububiyah cukup dengan mengimani bahwa hanya Allah Zat yang Maha Pencipta dan Maha Pengatur. Akan tetapi, konsekuensi tauhid uluhiyah berkaitan dengan amal dan perbuatan, tidak sekadar keyakinan saja. Orang yang mengimani tauhid uluhiyah akan menerapkannya dalam tingkah laku sejalan dengan perintah Allah dan larangan-Nya, mulai dari mendirikan salat, menjauhi zina, menunaikan zakat, puasa, dan sebagainya. - Pendidikan Penulis Abdul HadiEditor Addi M Idhom

pertanyaan tentang tauhid rububiyah